Wednesday, January 20, 2010
Admin
No comments
Gempa bumi Sumatera Barat 2009
Gempa bumi Sumatera Barat 2009 terjadi dengan kekuatan 7,6
Skala Richter di lepas pantai
Sumatera Barat pada pukul 17:16:10
WIB tanggal
30 September 2009.
[3] Gempa ini terjadi di lepas pantai
Sumatera, sekitar 50 km barat laut
Kota Padang.
[3] Gempa menyebabkan kerusakan parah di beberapa wilayah di Sumatera Barat seperti
Kabupaten Padang Pariaman,
Kota Padang,
Kabupaten Pesisir Selatan,
Kota Pariaman,
Kota Bukittinggi,
Kota Padangpanjang[4],
Kabupaten Agam,
Kota Solok, dan
Kabupaten Pasaman Barat. Menurut data Satkorlak PB, sedikitnya 1.117 orang
tewas akibat gempa ini yang tersebar di 3 kota & 4 kabupaten di
Sumatera Barat, korban luka berat mencapai 1.214 orang, luka ringan 1.688 orang, korban hilang 1 orang. Sedangkan 135.448 rumah rusak berat, 65.380 rumah rusak sedang, & 78.604 rumah rusak ringan
[2].
Latar belakang
Provinsi
Sumatera Barat berada di antara pertemuan dua
lempeng benua besar (
lempeng Eurasia dan
lempeng Indo-Australia) dan
patahan (sesar) Semangko. Di dekat pertemuan lempeng terdapat
patahan Mentawai. Ketiganya merupakan daerah
seismik aktif. Menurut catatan ahli gempa wilayah Sumatera Barat memiliki siklus 200 tahunan gempa besar yang pada awal abad ke-21 telah memasuki masa berulangnya siklus.
Kejadian gempa
Bencana terjadi sebagai akibat dua gempa yang terjadi kurang dari 24 jam pada lokasi yang relatif berdekatan. Pada hari Rabu 30 September terjadi gempa berkekuatan 7,6 pada Skala Richter dengan pusat gempa (episentrum) 57 km di barat daya
Kota Pariaman (00,84
LS 99,85
BT) pada kedalaman (hiposentrum) 71 km. Pada hari Kamis 1 Oktober terjadi lagi gempa kedua dengan kekuatan 6,8 Skala Richter, kali ini berpusat di 46 km tenggara
Kota Sungaipenuh pada pukul 08.52 WIB dengan kedalaman 24 km.
[5] [6]Setelah kedua gempa ini terjadi rangkaian gempa susulan yang lebih lemah. Gempa pertama terjadi pada daerah patahan Mentawai (di bawah laut) sementara gempa kedua terjadi pada patahan Semangko di daratan.
[7] Getaran gempa pertama dilaporkan terasa kuat di seluruh wilayah Sumatera Barat, terutama di pesisir. Keguncangan juga dilaporkan dari
Padangsidempuan,
Medan,
Kuala Lumpur,
Singapura,
Pekanbaru,
Jambi, dan
Bengkulu. Dilaporkan bahwa pengelolaan sejumlah gedung bertingkat di Singapura mengevakuasi stafnya.
[8] Kerusakan parah terjadi di kabupaten-kabupaten pesisir Sumatera Barat, bagian selatan Sumatera Utara serta Kabupaten Kerinci (Jambi). Sementara
Bandar Udara Internasional Minangkabau mengalami kerusakan pada sebagian atap bandara (sepanjang 100 meter) yang terlihat hancur dan sebagian jaringan listrik di bandara juga terputus
[9]. Sempat ditutup dengan alasan keamanan, bandara dibuka kembali pada tanggal 1 Oktober
[10].
Akibat
Salah satu gedung pemerintah yang ambruk di
Padang
Peringatan
tsunami sempat dikeluarkan namun segera dicabut dan terdapat laporan kerusakan rumah maupun kebakaran.
[11] Sejumlah hotel di Padang rusak, dan upaya untuk mencapai Padang cukup susah akibat terputusnya komunikasi.
[12] Korban tewas akibat gempa terus bertambah, dikhawatirkan mencapai ribuan orang.
[13] Namun demikian, hingga tanggal 4 Oktober 2009, angka resmi yang dikeluarkan
Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) adalah 603 orang korban tewas dan 343 orang dilaporkan hilang.
[14] Pada tanggal 13 Oktober 2009, angka korban tewas meningkat menjadi 1.115 jiwa.
[15]Pertolongan yang sangat dibutuhkan oleh korban gempa terutama adalah kekurangan obat-obatan, air bersih, listrik, dan telekomunikasi, serta mengevakuasi korban lainnya.
[16]
Posted in: News
Email This
BlogThis!
Share to Facebook
0 komentar:
:14 :15 :16 :17
:18 :19 :20 :21
:22 :23 :24 :25
:26 :27 :28 :29
:30 :31 :32 :33
:34 :35 :36 :37
:38 :39 :40 :41
:42 :43 :44 :45
:46 :47 :48 :49
:50 :51 :52 :53
:54 :55 :56 :57
:58 :59 :60 :61
:62 :63
Post a Comment